SEJARAH INSTITUSI
STAINU Tasikmalaya lahir karena tuntutan idealisme yang diwariskan para ulama yang membidangi kelahirannya. Selain itu pula, STAINU diharapkan menjadi jawaban atas situasi objektif kehidupan keberagamaan di Indonesia. Idealisme yang diwariskan para pendiri tersebut diringkas dalam tiga hal, yakni menjadikan STAINU Tasikmalaya sebagai perguruan tinggi yang menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan, nilai-nilai keislaman Ahlussunah Wal Jamaah, dan juga nilai-nilai kebangsaan.
Lahirnya STAINU Tasikmalaya, antara lain karena tuntutan lingkungan makro yang secara nyata dapat dilihat dari situasi objektif kehidupan beragama di Indonesia. Hingga bangsa ini mencapai usia tujuh puluh tahun lebih kemerdekaannya, nampak belum mencapai cita-cita kemerdekaan sepenuhnya pada satu aspek misalnya, dalam kehidupan beragama masih banyak ditemukan ajaran-ajaran intoleran dan radikal di masyarakat sehingga mengganggu kerukunan hidup antar umat beragama.
Sebagian kalangan menilai munculnya situasi seperti itu karena ketidakmampuan pendidikan Islam sebagai ujung tombak pendidikan akhlak/ karakter bangsa dalam menangkal persoalan yang dihadapi bangsa. Di sisi lain, masih rendahnya mutu Pendidikan Islam baik di Madrasah maupun di Sekolah, tampaknya terjadi karena ketidakmampuan pendidik dalam mengembangkan kurikulum yang ada, sehingga seringkali agama cenderung diajarkan secara konservatif.
Sebagai wujud cita-cita yang diamanatkan oleh para ulama, didirikanlah lembaga pendidikan tinggi pada tanggal 02 Agustus 2007 dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Tasikmalaya di bawah binaan PCNU Kota Tasikmalaya, sebagai persembahan Keluarga Besar Jam’iyyah Nahdlatul Ulama Kota Tasikmalaya kepada masyarakat dan bangsa Indonesia umumnya dan masyarakat Tasikmalaya pada khususnya.
Sejak berdirinya STAINU Tasikmalaya telah meletakkan dasar dan menganut sistem pendidikan terpadu yang dijabarkan dalam program pendidikan professional yang dipandang strategis bersumber pada hasil- hasil perkembangan disiplin ilmu pengetahuan dan kaidah-kaidah yang terkandung dalam dinul Islam.
Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Dirjen No. SE/Dj.I/PP.00.9/699/2008 tanggal 04 Juni 2008 tentang Izin Operasional STAINU Tasikmalaya, maka secara resmi STAINU Tasikmalaya menerima mahasiswa baru. Sebagai perintis pendirian pertama, pimpinan STAINU Tasikmalaya dipercayakan kepada H. Iman Suparman, M.M. Sejalan dengan perkembangannya, STAINU Tasikmalaya telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lembaga dalam setiap periodenya. Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada dosen yang memiliki kualifikasi untuk memimpin dan mengembangkan sebuah lembaga untuk mencapai tujuan pendidikan perguruan tinggi melalui strategi-strategi yang mengacu pada Rencana Strategi STAINU.
Seiring dengan kebutuhan pasar terhadap program studi yang berbasis ke-islaman, maka STAINU Tasikmalaya saat ini membuka tiga program studi yaitu: Program Studi Hukum Keluarga Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam dan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Kemudian berdasarkan keputusan Kementrian Agama nomor 1496 Tahun 2022, STAINU alih status menjadi Insitut Nahdlatul Ulama Tasikmalaya dan menambah tiga prodi baru yaitu Prodi Ekonomi Syariah, Prodi Pendidikan Agama Islam, dan Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam.
Maka, Institut Nahdlatul Ulama Tasikmalaya memiliki enam prodi yaitu